Barata Indonesia Gresik Didemo Aliansi Vendor Inap Depan Pabrik Tuntut Tagihan Lunas


By Harun

Selasa, 12/11/2024, 17:18 WIB


Gresik, Jatim – Tagihan pelunasan vendor belum jelas, Pendemo menginap di depan Pabrik Barata Indonesia. Suasana tenda AVB (Aliansi Vendor Barata) di depan PT Barata Indonesia Gresik.

Aksi unjuk rasa ratusan massa Aliansi Vendor Barata (AVB) menuntut pembayaran tagihan hutang di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Barata Indonesia Gresik di Jalan Veteran, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik, Selasa (12/11/2024) belum mendapatkan hasil. Pertemuan antara perwakilan vendor dengan pihak PT Barata Indonesia Gresik yang diwakili legal Wahyu, sekretaris direksi Sari dan bagian pengadaan Abror masih menemui jalan buntu.

“Masih deadlock,” keterangan Ketua AVB, Muhammad Noer.

Selebihnya Noer menyampaikan dikarenakan tak ada kesepakatan, maka perwakilan AVB memilih menginap di depan perusahaan yang bergerak dibidang foundry (pengecoran) dan manufaktur.

“Ini malam ada yg standby di depan kantor Barata, kami dirikan dua tenda. Aksi damai tanpa orasi,” ucapnya.

Ia menegaskan, Selasa (13/11) besok pihaknya akan kembali melakukan aksi unjuk rasa dengan massa yang lebih banyak.

“Pukul 08.00 WIB rencana massa 300 orang lebih,” ungkap pria yang tinggal di Sedati, Kabupaten Sidoarjo tersebut.

Selain itu Sekretaris Direksi PT Barata Indonesia Gresik, Sari ketika dikonfirmasi melalui Whatsapp masih belum memberikan tanggapan. 5 Tahun tak ada kejelasan pembayaran tagihan, ratusan vendor unjuk rasa ke PT Barata Indonesia Gresik.

Dan sebagaimana diberitakan sebelumnya, ratusan massa yang tergabung dalam AVB melakukan ujuk rasa menuntut agar perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Barata Indonesia Gresik segera melunasi hutangnya. Selain melakukan orasi, Mereka juga membentangkan berbagai spanduk berisikan tuntutan dan karangan bunga bertuliskan,

“Turut berduka cita atas meninggalnya moral PT Barata Indonesia Gresik”.

Ketua AVB, Muhammad Noer menyampaikan bahwa aksi unjukrasa ini untuk menuntut adanya pembayaran hutang yang belum dibayarkan PT Barata Indonesia Gresik kepada 272 vendor selama 5 tahun.

“Hutang totalnya Rp. 2,7 Triliun. Kami minta agar mereka segera membayar,” ujar Noer.

Cerita Noer dirinya sudah menyelesaikan semua pekerjaan sesuai kontrak, baik pengadaan (supplier) jasa maupun konstruksi dengan total uang Rp. 4,5 Miliar.

“Bersama rekan-rekan kami yang bangkrut akibat tagihan tidak kunjung dibayar banyak yang stres, cerai hingga bunuh diri,” terangnya.

Ini dalam aksi mereka ditemui perwakilan pihak PT Barata Indonesia Gresik aitu tim legal Wahyu, sekretaris direksi Sari dan bagian pengadaan Abror. Namun hingga berita ini diturunkan belum ada kesepakatann.

“Kita masih koordinasi, nanti kami info ya Pak,” ucap Sekretaris Direksi PT Barata Indonesia Gresik, Sari.

(08887886999)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *