“𝙌𝙪𝙤 𝙑𝙖𝙙𝙞𝙨 𝙋𝙖𝙣𝙘𝙖𝙨𝙞𝙡𝙖 𝘼𝙟𝙖𝙧𝙖𝙣 𝘽𝙪𝙣𝙜 𝙆𝙖𝙧𝙣𝙤”

𝙎𝙪𝙧𝙖𝙗𝙖𝙮𝙖, 28 𝙅𝙪𝙣𝙞 2025

Inuk S

Surabaya:28/juni/2025

𝙆𝙞𝙨𝙞 – 𝙆𝙞𝙨𝙞

Aliansiberita,web,id Bulan Juni disebut sebagai Bulan Bung Karno karena bulan ini terdapat tanggal-tanggal penting yang berkaitan dengan kehidupan Bung Karno, yaitu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, hari lahir Pancasila, dan hari lahir Bung Karno sendiri. 1 Juni diperingati sebagai hari lahir Pancasila, yang dicetuskan oleh Bung Karno dalam pidatonya di sidang BPUPKI. 6 Juni 1901 adalah hari kelahiran Bung Karno, yang merupakan presiden pertama Republik Indonesia. Dan 21 Juni 1970 adalah Hari Wafatnya Proklamator Kemerdekaan Bung Karno.

Bung Karno Adalah Penggali Ideologi Pancasila 1 Juni, Peran Bung Karno dalam lahirnya Pancasila cukup sentral, baik sejak dibacakan pada 1 Juni 1945, dimasukkan dalam dokumen Jakarta pada 22 Juni 1945, maupun ketika menjadi pembukaan UUD 1945.

Telah menjadi kesepakatan Bersama dalam Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia yang tertulis dalam UUD 1945, bahwa Pancasila Adalah Ideologi Negara yang telah disepakati bersama. Pancasila sebagai ideologi negara berarti Pancasila adalah dasar dan pedoman bagi seluruh rakyat dan penyelenggaraan negara Indonesia dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Pancasila dalam konteks kekinian tetap relevan sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Nilai-nilainya, seperti persatuan, keadilan sosial, dan musyawarah, tetap menjadi pedoman dalam menghadapi berbagai tantangan zaman, termasuk globalisasi dan kemajuan teknologi. Pancasila juga berperan penting dalam menjaga keutuhan bangsa di tengah keberagaman, serta menjadi landasan dalam membangun masyarakat yang adil dan harmonis.

Saat ini yang muncul ke permukaan adalah Tantangan Menjaga Relevansi Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Pertama, Arus globalisasi dan modernisasi yang begitu cepat dapat mengikis nilai-nilai luhur Pancasila jika tidak diimbangi dengan penguatan pemahaman dan implementasi.

Kedua, Isu-isu radikalisme dan intoleransi dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Ketiga, Kesenjangan sosial dan ekonomi yang masih terjadi dapat menjadi sumber konflik dan ketidakstabilan, sehingga nilai keadilan sosial dalam Pancasila perlu terus diupayakan.

Terakhir, Polarisasi politik yang terjadi dapat memecah belah persatuan bangsa, sehingga nilai-nilai Pancasila, terutama musyawarah mufakat, perlu terus dijunjung tinggi.

Maka dari itu, kami dari Komunitas Ngobrol Pintar Bermaksud menyelenggarakan Sarasehan Pancasila sebagai Upaya menjaga Relevansi Kehadiran Pancasila sebagai Ideologi Negara Atas berbagai tantangan dan hambatan baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

(081235057070)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *