Korban Tewas Terus Bertambah Karena Gunungsari Lewotobi Laki Laki NTT Meletus


Husnan

Senin, 4 November 2024, 18:19 WIB

Flores, NTT – Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meletus pada Senin (04/11) dini hari. Sedikitnya 10 orang tewas, puluhan lainnya luka-luka serta sejumlah bangunan terbakar akibat hujan material dari letusan.

Seorang, Agustina Oa Kwuta selaku Warga Desa Hokeng Jaya, salah satu desa paling terdampak mengungkapkan kepala cucunya luka karena tertimpa atap seng yang jatuh akibat hujan material letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki.

“Logam seng jatuh, langsung tikam kepala,” ucap Agustina kepada Wartawan, Husnan yang melaporkan untuk ABI (Aliansi Berita Indonesia) Senin (04/11).

Dari kepala bagian depan Siprianus yang berusia lima tahun tampak diperban, sementara darah yang mengering menghiasi bajunya. Ketika letusan terjadi, Agustina bilang keluarganya berupaya berlindung dengan masuk ke dalam lemari.

Akan tetapi cucu laki-lakinya itu enggan, karena ketakutan.

“Segera kakak lain sudah di dalam lemari, tapi karena dia takut dia tidak masuk. Itu langsung seng hantam di depan kepala,” ujar Agustina.

Saat ketika ditemui, Agustina dan keluarganya sedang dalam perjalanan mengungsi ke Desa Bokan demi berlindung dari dampak letusan.

“Juga masih panik, mencari jalan keluar ke mana kita tidak tahu lagi,” terangnya.

Selain itu pengajar di Seminari San Dominggo yang berlokasi di Hokeng Jaya, Pastor Yosef Dominikus bercerita bahwa sebelum Gunung Lewotobi Laki-Laki meletus, hujan dan petir melanda pada Minggu (03/11) malam.

Sewaktu ketika mulai terdengar suara gemuruh dari arah gunung, dia meminta para siswa seminari sebanyak 232 orang untuk keluar dari asrama dan mengungsi di Kapela.

“Jam sekitar 12.00 malam terjadi letusan yang sangat besar, kemungkinan juga ada gempa bumi lalu hujan pasir hingga batu-batu berapi turun begitu banyak,” tegas Pastor Josef.

Ia mengungkapkan atap seng di sejumlah bangunan bocor karena batu-batu api.

“Jendela dan pintu yang kami kunci terbuka sendiri karena getaran begitu hebat, kaca-kaca pecah,” ungkapnya seraya menambahkan, bahwa lima orang di seminari mengalami luka ringan akibat peristiwa itu.

Hingga kini, siswa seminari telah dievakuasi ke lokasi yang lebih aman. Sementara Pastor Yosef memilih untuk bertahan di seminari kendati mungkin ada potensi letusan susulan.

“Mayoritas sebagai manusia ada kekhawatiran, tapi percaya saja bahwa akan baik-baik saja. Kita berikan ketenangan untuk anak-anak supaya mereka tidak panik.”

“Awal perhari ini pukul 10.20 WIB kami mengonfirmasi sudah ada 10 korban jiwa, sembilan sudah dievakusi dan satu korban belum dievakuasi karena posisi tertimpa reruntuhan. Sehingga masih menunggu personal SAR terkait,” ucap Humas BNPB, Abdul Muhari, dalam Keterangan Pers pada Senin (04/11).

Hingga status tanggap darurat selama 58 hari terhitung sejak 4 November sampai 31 Desember 2024 telah ditetapkan Pemerintah Daerah menurut Abdul Muhari.

Dari akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, empat Bandara di Pulau Flores sementara berhenti operasi. Keterangan gambar, Anggota tim SAR melakukan pencarian korban di Desa Klatanlo, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada 4 November 2024.

Satu keluarga tewas tertimpa bangunan
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur melaporkan enam korban jiwa sudah terverifikasi. Mereka berasal dari Desa Klatanlo, Kecamatan Wulanggitang.

Redynandus Misenti Moat Aeng selaku Kepala BPBD Kabupaten Flores Timur mengatakan korban meninggal karena lava pijar panas dan reruntuhan batu, disebutkan lontaran batu api mencapai enam Kilometer dari puncak Gunung Lewotobi.

“Satu keluarga ada sekitar enam orang yang tertimpa bangunan,” keterangan Petrus Muda kepada kantor Aliansi Berita, Senin (04/11) pagi.

Ia mengaku belum ada proses evakuasi lantaran semua Warga melarikan diri meninggalkan kampung mereka, jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia.

“Para petugas baru tiba dilokasi kejadian untuk proses evakuasi,” ujarnya seraya menutup Telepon, karena harus membantu tim penyelamat yang baru tiba di lokasi.

Pada Desa Klatanlo tampak sejumlah bangunan luluh lantak akibat hujan material letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, keterangan gambar. Bangunan yang rusak akibat hujan material letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki di Desa Klatanlo.

Abu menutupi hampir tiap bangunan dan jalan, sementara sejumlah pepohonan tumbang. Warga berbondong-bondong mengungsi ke wilayah lain menggunakan truk dengan berbekal baju yang menempel di tubuh mereka.

Pada keterangan gambar, Warga Desa Klatanlo mengungsi ke lokasi yang lebih aman menggunakan truk
Desa paling terdampak
Aktivitas vulkanik gunung api berketinggian 1.584 Mdpl yang terjadi pada Minggu (03/11) berdampak sejumlah desa di tiga kecamatan. Terdapat enam desa terdampak di Kecamatan Wulanggitang yaitu Desa Pululera, Nawokote, Hokeng Jaya, Klatanlo, Boru dan Boru Kedang.

Kecamatan Ile Bura sebanyak empat desa terdampak yaitu di Desa Dulipali, Nobo, Nurabelen dan Riang Rita. Sedangkan di Kecamatan Titehena berpengaruh pada empat desa, yaitu Desa Kong.

Dalam keterangan gambar, kondisi bangunan yang rusak akibat letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Redynandus Misenti Moat Aeng mengatakan wilayah yang paling terdampak letusan adalah Desa Dulipali, Desa Klatanlo dan Desa Hokeng Jaya.

“Pada saat ini Masyarakat di tiga desa sudah evakuasi tiga titik pengungsian di Desa Konga, Desa Bokan dan Leolaga di Kecamatan Titiela,” ungkap Redynandus kepada Wartawan, Husnan yang melaporkan untuk ABI, Senin (04/10).

Ia menambahkan hampir semua Fasilitas Umum rusak karena erupsi letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki.

“Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Sekolah, Kantor Camat hampir semuanya rusak.

Sementara itu Kabaops Polres Flores Timur, AKP Ridwan mengatakan bahwa pihak berwenang kesulitan melakukan evakuasi lantaran tertutup debu tebal.

“Rumah-rumah itu sulit kita masuk karena ditutup oleh debu-debu yang begitu tebal, jalan-jalan juga. Jalan-jalan juga yang masih susah kita lalui,” ungkap Ridwan kepada Wartawan, Husnan.

Ia memprediksi jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.

“Korban kemungkinan bisa jadi tambah karena masih ada satu Desa Ilepati yang belum kita sisir seluruhnya.”

(08887886999)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *