
Red.
Selasa, 6 Mei 2025 – 03:04 WIB
aliansiberita.web.id – Video beredar di Facebook yang diklaim memperlihatkan proses pembuatan butiran beras dari bahan plastik, cek fakta keliru. Video yang diklaim produksi butiran beras dari plastik, video itu memperlihatkan instalasi mesin yang menghasilkan butiran plastik.
Seorang operator membersihkan bagian dalam mesin, lalu menutupnya dan mengatur helai-helai pasta plastik yang keluar dari mesin. Bagian mesin selanjutnya menghasilkan butiran-butiran plastik putih, namun benarkah video itu memperlihatkan proses pembuatan beras dari plastik?.
Fakta memeriksa
hasil verifikasi Media menemukan bahwa video tersebut bukan tentang produksi beras dari plastik, Media memverifikasi konten tersebut dengan menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google. Berikut hasil penelusurannya video yang beredar sama dengan konten akun TikTok smartestworkers [arsip] yang diunggah sekitar tanggal 6 April 2025.
Dalam versi video sebelum diubah itu, tidak ada narasi bahwa aktivitas tersebut berkaitan dengan produksi beras. Dalam video aslinya dijelaskan, kegiatan itu merupakan daur ulang sampah plastik menjadi pelet putih atau butiran plastik putih.
Namun di kolom komentar banyak yang menuduhnya akan dijadikan beras plastik, tanpa menyertakan bukti. Pada detik ke-38 video yang beredar diperlihatkan bahwa pelet plastik putih itu dikemas dalam sak putih dengan sejumlah keterangan tertulis tampilan sak itu sama dengan kemasan produk perusahaan kimia asal Pakistan, Nimir Chemicals.
Dari laman perusahaan Nimir Chemicals, kemasan itu mereka gunakan untuk membungkus produk phthalic anhydride (PA) atau anhidrida ftalat (PA). PA biasanya digunakan untuk pembuatan produk menggunakan bahan plastik, resin, cat, pengusir serangga dan lainnya.
Ciri-cirinya berbentuk butiran atau serpihan berwarna putih, berbau lembut serta sedikit larut dalam eter dan air panas. Dengan demikian, diketahui tak ada kaitannya pembuatan butiran pelet plastik putih itu dengan produksi beras sebagaimana yang dikatakan narasi yang beredar. Awal kemunculan Hoaks beras plastik,
Media telah beberapa kali membantah video-video yang diklaim memperlihatkan beras plastik misalnya yang mengatakan beras SPHP dari plastik atau beras Tani Jaya asal Cina dan beras yang dijual di supermarket.
BBC, narasi adanya beras plastik pertama kali muncul di Cina sekitar tahun 2010. Saat itu terungkap skandal beras biasa yang dimodifikasi menggunakan kentang dan resin lengket industri yang kemudian dilabeli sebagai beras premium, yang menggiring kasus tersebut menjadi isu beras plastik berasal dari pejabat asosiasi restoran di Cina.
Saat itu ia menyebut beras premium itu seolah-olah sedang memakan dua mangkuk ‘nasi plastik, hal ini membuat masyarakat berpikir adanya beras plastik sungguhan lalu menyebar ke banyak negara. Diberitakan Media pada 13 Oktober 2023 guru besar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB University, Slamet Budijanto, menyatakan membuat beras plastik dan menjualnya ke pasaran justru akan merugikan pengusaha.
Sehingga hal itu tidak mungkin dilakukan oleh perusahaan manapun, dia mengatakan sebenarnya tidak ada istilah beras plastik. Di sisi lain, yang dituduh beras plastik oleh masyarakat sesungguhnya adalah biji plastik yang dibutuhkan untuk produksi oleh berbagai industri.
“Bisa dibayangkan, beras premium saja paling harganya Rp.12.000 sampai Rp.15.000. Kalau hasil plastik recycle itu kemudian dibentuk seperti beras (harganya Rp20 ribu/kg) kalau mau untung, mau dijual berapa?” kata Slamet.
Verifikasi kesimpulan Media menyimpulkan, bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan proses produksi beras palsu adalah klaim keliru. Video telah direkayasa untuk menyebarkan hoaks.
(08887886999