
Siti Fatimah MPdI
Kamis, 1 Mei 2025 – 22:23 WIB
aliansiberita.web.id – Kurikulum Merdeka berbeda dari kurikulum Jaman Dulu “Jadul” (seperti K13) dalam hal fleksibilitas, fokus pembelajaran dan pendekatan yang digunakan. Kurikulum Merdeka lebih fleksibel, memungkinkan guru untuk menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa dan potensi lokal serta fokus pada pengembangan karakter dan profil pelajar Pancasila.
Sementara kurikulum “jadul” lebih terstruktur dan berorientasi pada pencapaian materi dan kemampuan akademik tertentu, berikut adalah beberapa poin perbandingan lebih detail. Kurikulum Merdeka Fleksibilitas, lebih fleksibel memungkinkan guru untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan potensi lokal.
Fokus menekankan pengembangan karakter, moral dan profil pelajar Pancasila serta kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan berkolaborasi.
Pendekatan menggunakan “Teaching at the Right Level” (TaR), yang menyesuaikan pembelajaran dengan kemampuan siswa saat ini bukan hanya berdasarkan tingkat kelas.
Implementasi diberikan fleksibilitas kepada sekolah untuk memilih opsi implementasi yang sesuai dengan kondisi sekolah, tujuan membangun generasi yang mandiri berjiwa Pancasila dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Kurikulum “Jadul” (K13) fleksibilitas lebih terstruktur dan memiliki pedoman yang jelas, dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Fokus lebih berorientasi pada kemampuan akademik siswa secara umum dan pencapaian materi yang telah ditetapkan.
Pendekatan lebih menekankan pada transfer pengetahuan dari guru ke siswa dan siswa diharapkan untuk menguasai materi yang diajarkan, implementasi memiliki struktur yang sudah ditentukan dengan kurikulum yang harus diikuti oleh semua sekolah. Tujuan membangun siswa yang memiliki kemampuan akademik yang baik dan mampu mengikuti pendidikan tinggi, secara sederhana kurikulum Merdeka lebih menekankan pada
siswa yang mandiri.
Siswa diberi kebebasan untuk memilih pembelajaran yang sesuai dengan minat dan bakatnya, pembelajaran yang relevan disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi lokal. Sehingga siswa dapat melihat relevansi pembelajaran dengan kehidupan nyata, guru yang proaktif tidak hanya sekadar menyampaikan materi tetapi juga berperan sebagai fasilitator dan pendamping.
Kesimpulan
Kurikulum Merdeka merupakan sebuah perubahan yang signifikan dalam sistem pendidikan Indonesia dengan fokus yang lebih luas pada pengembangan karakter, kemandirian dan kemampuan siswa dalam menghadapi tantangan masa depan. Sementara kurikulum “Jadul” lebih berorientasi pada pencapaian akademik dan materi yang sudah ditentukan.
(08887886999)