
R. Lukman Hakim
Jumat, 2 Mei 2025 – 09:10 WIB

aliansiberita.web.id – Sekitar puluhan pelajar hobi tawuran masuk barak Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kang Dedi Mulyadi (KDM) memberi penjelasan bukan dihukum tapi dididik dan didisiplinkan. KDM saat menghadiri program pendidikan khusus anak di barak militer, program pembinaan pelajar bermasalah melalui pelatihan militer resmi dimulai di Purwakarta, Jawa Barat.
Agar inisiatif yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi ini menyasar pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang terlibat kenakalan remaja seperti tawuran dan perilaku menyimpang lainnya.
Awal dimulai oleh Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein yang mengirimkan puluhan siswa ke markas Resimen Artileri Medan (Menarmed) 1/Sthira Yudha Kostrad yang berlokasi di Jalan Raya Sadang–Subang. Barak militer ini kini menjadi tempat pembinaan karakter bagi siswa-siswa yang dianggap membutuhkan pendekatan disiplin, dalam tayangan video di kanal YouTube KDM Channel terlihat para siswa berkumpul dengan seragam putih sebelum menaiki kendaraan militer yang akan membawa mereka ke barak.
Suasana haru mewarnai pelepasan tersebut, saat para Orang Tua menyaksikan anak-anak mereka dibawa untuk menjalani masa pembinaan selama enam bulan.
“Saya sudah mempercayakan program ini untuk mendidik anak saya, semoga ke depannya anak saya lebih baik lagi,” jelas seorang Ibu yang dengan lapang dada menyerahkan putranya kepada program pembinaan ini saat berdialog dengan KDM, sapaan akrab Kang Dedi Mulyadi.
“Kebetulan anak saya ini tinggal bersama neneknya, saya sendiri bekerja di Subang. Sementara bapaknya saya sudah pisah (cerai),” imbuh si Ibu.
Seorang Ibu lain juga ikhlas menyerahkan anaknya ke dalam program ini, menurut sang Ibu. Anaknya sebenarnya sudah mengikuti Ekstra Kurikuler (Ekskul) Pasukan Pengibar Bendera Indonesia Raya (Paskibra), namun tetap terlibat tawuran.
“Tawuran di Bojong, baru sekali. Saya sendiri percaya anak saya baik, tapi memang pergaulannya yang buat dia sampai tawuran,” jelasnya.
KDM menegaskan bahwa program ini bukan bentuk hukuman, tetapi bentuk pendidikan karakter yang dikawal langsung oleh institusi militer. Dedi juga menyampaikan beberapa larangan bagi Orang Tua selama anak mereka berada di barak tidak boleh dibekali ponsel, tidak boleh diberi uang jajan dan segala kebutuhan seperti makan dan tempat tinggal sudah ditanggung.
“Status mereka tetap pelajar, hanya tempat belajarnya yang berbeda. Mereka akan bangun pagi tidak boleh merokok, tidak bebas keluar dan harus mengikuti aturan yang mendidik,” kata Dedi.
Kesempatan tersebut Dedi Mulyadi juga bertemu langsung dengan Komandan Menarmed 1/Sthira Yudha Kostrad, Kolonel Arm Roni Junaidi dan menitipkan para pelajar tersebut untuk dibina dengan pendekatan disiplin dan tanggung jawab. Program ini disebut sebagai bentuk kolaborasi antara Pemerintah Daerah dan Institusi Militer dalam membentuk generasi muda yang lebih tangguh, disiplin dan beretika.
(08887886999)