
Aliansi berita.web.id, Jember – Seorang guru pencak silat yang tergabung silat Kera Sakti harus menanggung derita, Gara gara PSHT kerap bentrok, ia jadi kena ketahnya. Padahal ia sama sekali tak terlibat, Berkelahipun belum pernah.
Belakangan perguruan silat makin di asosiasikan dengan pola-pola kekerasan. Baik kekerasan antara perguruan silat, kekerasan melibatkan sipil, bahkan yang terbaru aksi baku pukul berujung jatuh korban dari aparat.
Pada Senin 22/7/2024 kemarin, seorang anggota polisi dari Polsek Kaliwates Jember menderita luka serius di keroyok oknum pesilat PSHT.
Cuma niat menegur rombongan konvoi, polisi tersebut malah berakhir bonyok, kabar tersebut secara cepat di terima Ferdi 25, salah seorang guru silat dari perguruan silat kera sakti.
Bahkan menurutnya sebelum media-media memberitakan kekerasan yang melibatkan perguruan silat PSHT dengan polisi itu, ia sdh menerima beberapa potongan Vidio dari seorang kawan di lokasi
Itu posisi jam dua lebih, dan saya masih jagongin mertua di rumah istri. Tiba tiba ada wa masuk, teman teman ngirim Vidio di lokasi bentrok, “kata Ferdi, keesokan hari saat di temui Aliansi berita.web.id, Senin 29/7/2024.
Jujur kaget, tapi ya nggak yang gimana-gimana, karena seperti ini memang rawan bentrokan, ini juga bukan yang pertama kali terjadi,” sambungnya
Jangan salah ya, kawan saya di PSHT banyak, kami beda perguruan, tapi ya nek wayah ngopi, ngobrolin masalah pekerjaan ya biasa, tak ada masalah soal saya kera sakti dan dia PSHT.
Tiap PSHT bikin onar selalu kena getahnya,meski ” salah server”
Ferdi di bilang sebagai pendekar anti kekerasan, setidaknya, itu ilmu yang di dapat bertahun- tahun belajar silat di IKS PI Kera Sakti.
Dari yang ia pelajari, inti dari pencak silat adalah bela diri dalam artian, menbela diri dan membatu orang lemah yang tertindas.
Didalamnya juga di pelajari bagaimana menghargai sesama, menjujung nilai sportivitas dan kemanusiaan, dan sebisa mungkin menghindari konfrontasi.
Bagi kami tarung itu ya satu lawan satu,” ucap Ferdi
Sabung dan kompetensi sama saja, semua ada aturan, jelas guru silat yang mengajar ekstrakurikuler di salah satu sekolah di Jawa tengah.
Kendati tiap kali ada bentrokan yang melibatkan perguruan silat lain, Ferdi selalu kena getahnya.
Baik itu ” penghakiman ” dari para temannya yang sifatnya becanda, tapi tetap menyakiti hati saya,” pungkas Ferdi.
Saat bentrokan PSHT dan Polisi baru-baru ini, bikin Ferdi di nasehati oleh metua, agar menjauh dari kejadian yang di Jember pesilat dengan Polisi,” ujarnya.
(Lastomo)